Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara
fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut hampir sama
bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang
sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan
kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari
manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang
terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah
dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua.
Pakaian Pernikahan
Mempelai
Pakaian pernikahan yang dikenakan oleh kedua
mempelai adalah busana putih-putih, merah-kecoklatan. Orang Papua memang
menyenangi warna putih dalam berbusana, hal ini merupakan suatu perkembangan
yang berjalan seiring dengan waktu.
Meski mereka tetap menyukai warna-warna meriah dan corak khas Papua, seperti manik-manik atau hiasan bulu cendrawasih. Kombinasi warna yang dipakai disimbolkan oleh corak warna bulu burung cendrawasih.
Meski mereka tetap menyukai warna-warna meriah dan corak khas Papua, seperti manik-manik atau hiasan bulu cendrawasih. Kombinasi warna yang dipakai disimbolkan oleh corak warna bulu burung cendrawasih.
Pakaian Tetua Adat dan
Agama
Yang dikenakan oleh para tetua adat dan agama
adalah berbeda. Tetua Adat biasanya menggunakan pakaian adat Papua tradisionil,
bulu cendrawasih dan hiasan taring babi. Sedangkan Tetua Agama mengenakan jubah
kuning flannel yang seragam dan senada.
Pakaian Pernikahan
Masyarakat
Masyarakat setempat yang menjadi pengiring
mempelai biasanya mengenakan pakaian biasa atau baju terbaik mereka. Atau bila
tidak, pada umumnya mengenakan sarung tenunan lokal dengan atasan baju biasa
atau baju berwarna putih – yang menandakan kesucian.
Berbeda dengan koteka. Berikut Penjelasan mengenai pakaian atau baju adat Papua:
Koteka merupakan suatu keterampilan yang unik, yang hanya dimiliki oleh suku pedalaman masyarakat di Papua, dimana Koteka merupakan pakaian adat yang digunakan pada saat belum dikenalnya Celana.digunakan untuk menutupi (maaf) Kemaluan Laki-laki.
Berbeda dengan koteka. Berikut Penjelasan mengenai pakaian atau baju adat Papua:
Koteka merupakan suatu keterampilan yang unik, yang hanya dimiliki oleh suku pedalaman masyarakat di Papua, dimana Koteka merupakan pakaian adat yang digunakan pada saat belum dikenalnya Celana.digunakan untuk menutupi (maaf) Kemaluan Laki-laki.
Asal Usul
Koteka terbuat dari kulit Labu Air. cara
pembuatanya dengan mengeluarkan isi dan biji labu yang sudah tua, dan kulitnya
di jemur. kata Koteka secara harfiah, bermakna Pakaian, berasal dari bahasa
salah satu suku di Kab.Paniai. sebagian Suku pegunungan Jayawijaya menyebutnya
hilom atau horim
Banyak Suku yang dapat dikenali dengan cara mereka menggunakan koteka, untuk koteka yang pendek digunakan saat bekerja dan yang panjang dengan atribut hiasan, digunakan pada saat melaksanakan upacara adat, namun setiap suku memiliki perbedaan bentuk Koteka, misalnya Suku Yali, memiliki bentuk labu yang panjang, sedangkan masyarakat Tiom biasanya memakai dua labu.
Banyak Suku yang dapat dikenali dengan cara mereka menggunakan koteka, untuk koteka yang pendek digunakan saat bekerja dan yang panjang dengan atribut hiasan, digunakan pada saat melaksanakan upacara adat, namun setiap suku memiliki perbedaan bentuk Koteka, misalnya Suku Yali, memiliki bentuk labu yang panjang, sedangkan masyarakat Tiom biasanya memakai dua labu.
Fungsi dan Filosofi Pakaian
Adat Tradisional Papua (Koteka)
Di jaman modern ini, Koteka yang semakin tersisih, akan fungsinya memang patut untuk tetap di lestarikan dengan cara - cara mengalih fungsikan Koteka tanpa meninggalkan nilai - nilai yang terkandung di dalamnya. Koteka bisa digunakan sebagai media melukis dan souvenir bagi wisatawan, selain itu, dengan melestarikannya sama juga menghargai seni dan keterampilan warga setempat.
Koteka merupakan aset budaya bangsa, sekalipun di era yang modern nanti Koteka telah memiliki fungsi lain, namun tetap menjadi bagian dari kebudayaan yang tak boleh dilupakan, dengan terus melestarikan kebudayaan, sama juga telah menjaga aset budaya yang memiliki nilai - nilai leluhur didalamnya dan tidak hilang di tengah perkembangan jaman.